Aurora adalah berasal dari muntahan matahari yang mengeluarkan semuburan partikel-partikel menciptakan tarian cahaya di daerah kutub. Tapi, pada Jupiter, aurora bersinar sepanjang waktu, dan dalam penelitian menunjukkan bahwa tarian cahaya di Jupiter ini kadang-kadang berkilau sangat cerah dikarenakan proses yang tak ada hubungannya dengan Matahari.
Para peneliti Jupiter sudah lama mengetahui jika aurora tersebut selalu ada di kutub planet raksasa itu dam ribuan kali lebih terang juga beberapa kali lebih besar dari Bumi karena didukung oleh partikel bermuatan listrik dari matahari yang bertabrakan dengan medan magnet Jupiter dan terjadinya interaksi yang terpisah antara Jupiter dan salah satu dari bulannya yang dinamai Io. tetapi ada juga ledakan aurora di Jupiter persis dengan badai aurora yang terjadi di Bumi, dan tak ada yang tahu apa penyebabnya.
Dalam interaksi Jupiter dan Io yang menghasilkan aurora, gunung berapi di bulan kecil ini mengeluarkan awan atom bermuatan listrik (ion) dan elektron ke daerah sekitar Jupiter yang diserap oleh medan magnet yang kuat dari planet Jupiter, bahkan ribuan kali lebih kuat dari Bumi. Berputar bersama planet yang berputar cepat, medan magnet menarik material tersebut bersamanya, dan terjadinya medan listrik yang kuat di kutub-kutub Jupiter. Percepatan ion-ion dan elektron-elektron menghasilkan aurora intens yang bersinar di hampir semua bagian dari spektrum elektromagnetik namun yang paling terang ada di pita energi tinggi, seperti sinar ultraviolet dan sinar-X, yang tak terlihat oleh mata telanjang manusia.
Hingga ekarang, pengamatan baru emisi ultraviolet yang ekstrim terhadap planet Jupiter menunjukkan bahwa ledakan terang aurora Jupiter kemungkinan disebabkan oleh interaksi planet dan bulan, bukan dikarenakan aktivitas matahari. Sebuah karya ilmiah mengenai ledakan aurora jupiter di kutub oleh Tomoki Kimura dari Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA), di Sagamihara, Kanagawa, Jepang, dan rekan-rekannya, diterbitkan melalui online dalam Geophysical Research Letters, sebuah jurnal dari American Geophysical Union.
Dari Januari 2014, teleskop satelit Hisaki, JAXA, yang berfokus pada Jupiter selama dua bulan, mencatat cerah intermiten aurora planet raksasa ini. Teleskop mendeteksi kilau terang tiba-tiba pada hari-hari ketika aliran partikel bermuatan dari Matahari, yang dikenal sebagai angin surya, relatif lemah.
Hubble Space Telescope, juga melihat Jupiter selama kondisi angin matahari tenang. Keduanya, Hisaki dan Hubble menyaksikan ledakan aurora planet meskipun angin surya relatif lemah, menunjukkan bahwa interaksi Jupiter-Io lah yang mengakibatkan ledakan ini, bukan disebabkan oleh partikel bermuatan dari Matahari, menurut sebuah penelitian baru mengenai hal tersebut. Namun penelitian baru tak membahas apa yang terjadi di magnetosfer Jovian yang menyebabkan kecerahan sementara dari ledakan aurora.
Source Unikgeli